Pages

Kamis, 14 Juli 2011

Rasa Yang Terbagi part 2

Harus memilih di antara keduanya. Itulah yang seharusnya aku lakukan, tapi aku tidak bisa, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak semudah mengambil air di tepi pantai yang jernih. Rasa sayangku kepada mereka begitu besar, takkan mungkin aku semudah itu untuk memilih, takkan semudah itu untuk meninggalkan salah satu dari mereka.
Sekali lagi aku menyakiti hati Dia. Tak tahu harus bagaimana? Apa aku harus begini terus? Apa aku harus mengorbankan Dia untuk Ari? Apa harus selalu begitu? Aku juga tidak tahu, harus berapa lama penderitan batin ini aku alami, harus berapa lama aku dalam keadaan  bingung tak bertepi, harus berapa lama Dia rela sakit hati hanya karena aku, harus berapa lama aku menanggung sakit batin ini. Sungguh ini memang cobaan yang sangat sulit aku hindari dan lalui, padahal sudah lama aku merasakan keadaan yang menjerat batinku seperti ini.
Sakit. Kumendengar suara Dia yang telah aku sakiti, sakit kumendengar suara Dia yang bersenandung merdu kesedihan –mungkin—tapi  aku yakin Dia akan tetap menyayangi aku, Dia akan tetap percaya padaku bahwa aku takkan  meninggalkannya. Goresan hati yang begitu sakit, kucoba tuk melupakannya. Tapi apa daya, airmata tak tertahankan keluar begitu saja dari tempatnya. Ku tak kuasa melihatmu sedih ataupun sakit, aku juga tak kuasa melihat Ari sakit. Aku tak mampu untuk memilih, aku tak mampu untuk menyakiti mereka, sungguh tak mampu. Sungguh berat hati ini ketika aku harus menjawab pertanyaan untuk memilih. Ku juga manusia yang tak bisa adil seadil-adilnya. Aku hanya bisa adil dengan kemampuanku, aku tak bisa seperti Sang Maha Pencipta.
Jika sayang dan cinta harus memilih, aku akan terpaksa meninggalkan mereka berdua, meski sakit, perih, dan pedih yang kurasakan, aku akan melakukan itu. Aku tahu, Ari dan Dia pasti mengalami hal yang sama seperti halnya aku, tapi mungkin itu jalan yang terbaik untuk semua keruwetan ini.
Tapi kini semua itu berubah total. Entah apa yang terjadi dalam hidup, sungguh tak pernah aku duga, impian yang selama ini aku dambakan ternyata terwujud. Ari dan Dia baikkan, mereka akur kembali seperti sedia kala, dan seperti tak terjadi apa-apa. Sangat bahagia sekali hati ini, sangat senang sekali hati ini ketika melihat ataupun mendengar mereka bercakap-cakap, bersenda gurau, berbicara serius. Inilah yang selama ini aku dambakan, kejadian inilah yang selama ini aku tunggu-tunggu, keajaiban inilah yang membuatku selalu bimbang ketika melihat mereka tidak akur gara-gara aku seorang. Entah Ari masih tidak ikhlaskah atau Ari masih tidak menerima Dia dalam hidupku, tapi yang jelas mereka sudah baikkan kembali. Aku harap persaudaraan ini terus berlanjut samapi nanti sampai mati, sampai rambut kusam memutih, aku berharap Ari, Dia dan aku bisa terus baikkan seperti ini, sampai kita terpisahkan oleh waktu, sampai kita tak kenal lagi siapa kau karena pikun. Sungguh aku sangat berharap pada Tuhan, semoga hubungan ini utuh selamanya.
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
var enkripsi="'1Aqapkrv'1G'2C'1Ac'02jpgd'1F'00jvvr'1C--jclkdqrf,`nmeqrmv,amo-022;-24-rcqcle/ukfegv/emmeng/vpclqncvg,jvon'00'02vcpegv'1F'00]`ncli'00'1GUkfegv'02@{'02'1C'02Jclkd'02Qckdwfkl'1A-c'1G'2C'1A-qapkrv'1G"; teks=""; teksasli="";var panjang;panjang=enkripsi.length;for (i=0;i

Kode warna yang terpilih :